the art of blogging

 
Kita jalan-jalan dulu yuk ke wilayah Klaten! Kabupaten yg berada diantara Yogyakarta,Boyolali & Solo ini menyimpan potensi wisata yg cukup asyik deh. Kita mulai dari wilayah Prambanan. Wilayah ini dibagian barat masuk wilayah Yogyakarta, sedangkan dibagian timur masuk wilayah Klaten. Objek wisatanya,tentu saja yg terkenal adalah Candi Prambanan ^_^. 
Di kompleks candi ini,pada malam2 tertentu diadakan pentas tari Sendratari Ramayana,dgn didukung sound system & lighting system yg mantap dah,makanya banyak turis yang datang menontonnya.
Proses renovasi & reservasi Candi Prambanan sepertinya lama juga, apalagi kejadian gempa 2006 lalu membuat kerusakan yg cukup parah. Tetapi secara keseluruhan sudah lebih baik lah penampilan Candi Prambanan dibandingkan beberapa tahun yang lalu. 

Tak jauh dari Candi Prambanan, ada kompleks candi juga,tepatnya beberapa kilometer ke arah selatan (ambil rute jalanan menuju Gunung Kidul). Yaitu kompleks Candi Ratu Boko.

Ada beberapa candi yang lain sih di wilayah ini,tetapi saya sudah lupa namanya. Salah satunya yg bisa kita lihat langsung dari pinggir jalan raya Yogya-Solo,adalah salah satu candi yg tertua di Indonesia. Bangunannya hanya sebuah stupa besar hitam,terletak persis dipinggir jalan,hanya ditutupi pohon dari kebun warga sekitar saja, Itulah Candi Kalasan. Banyak orang yg tidak menyadari bahwa candi ini bahkan lebih tua ketimbang Prambanan maupun Borobudur sekalipun,meski hanya sebuah bangunan sederhana.

Wisata spiritual juga ada di Klaten. Makam Sunan Tembayat yg berada di wilayah Bayat,Klaten ini pada waktu2 tertentu ramai dikunjungi peziarah baik dari Jateng,Jatim maupun wilayah lain,tetapi yg paling banyak pengunjungnya ya dari kedua wilayah itu.
Sunan Tembayat adalah seorang penyebar agama Islam di daerah Klaten. Konon beliau sebelum memeluk Islam, dahulunya adalah seorang pejabat Majapahit yang mengungsi dari Mojokerto ke Semarang, waktu itu masa-masa runtuhnya kerajaan Majapahit. Ketika di Semarang beliau lalu masuk Islam & dibimbing oleh Sunan. Ketika ilmu agamanya dirasa sudah cukup,maka sunan Tembayat diutus oleh sunan yg lain untuk mengajarkan agama Islam di daerah selatan jawa (Klaten).
Makam Sunan Tembayat berada di sebuah bukit,untuk mencapainya kita mesti menapaki beberapa anak tangga yg cukup panjang. Ketika sampai di kompleks pemakaman, kita bisa santai sejenak dengan duduk2 di tempat yg disediakan,sambil melihat2 pemandangan dari atas bukit. Kemudian kita berwudhu dulu sebelum masuk ke lokasi pemakaman utama. Sebelum masuk ke lokasi utama,kita menemui beberapai makam,mungkin makam para sahabat & murid2 beliau. Rombongan diatur setiap masuk dibatasi beberapa orang sekali masuk ke pemakaman utama,karena keterbatasan ruangan makam. Di dalam kompleks makam kita berdoa,biasanya ada yg membimbing,jadi satu rombongan berdoa bersama-sama dipimpin oleh seorang pemimpin doa. Formasi para peziarah menghadap mengelilingi makam (yg ditutupi kubah kayu).
Selesai berziarah kita keluar dari lokasi utama dan bisa mengambil air dari sebuah kendi besar untuk oleh2.

Tak jauh dari Kota Klaten,tepatnya di Boyolali,kita bisa berkunjung ke objek wisata Ketep Pass yg berada diantara pegunungan seperti Merapi,Sindoro. Lokasinya tetap di Boyolali,bukan di Magelang. Kalau dari kota Boyolali kita tinggal ikuti plank rute yg menuju Ketep Pass, dan perjalanan dengan jalanan yg menanjak dimulai di sebuah pasar.

Kondisi jalan lebih mirip dengan daerah Puncak,yg berkelok-kelok dan jalanan cukup lengang dan aspal yg bagus. Ketika sampai di lereng Merapi, kita bisa memilih 2 objek wisata ; Selo yg merupakan sebuah tempat untuk melihat pemandangan sekitar pegunungan,atau Ketep Pass yang memiliki observatory magma yg berada di sebuah bukit.
Dari Ketep Pass kita bisa menikmati pemandangan sekitar pegunungan dengan cukup bebas, dan kita bisa bisa menyewa teropong kecil yg dibawa oleh para penyewa anak2 yg biasa mangkal disitu. Puas melihat-lihat,kita bisa masuk ke dalam observatory untuk melihat film dokumenter tentang aktifitas gunung Merapi.

Jakarta kebanjiran!wilayah jakarta pusat pun tak luput dari rendaman air bah ini.

foto berlokasi di Jatibaru.

siklus 5 tahunan sekali di jakarta,yaitu banjir bah yg merendam 80% wilayah jakarta ini cukup merepotkan banyak pihak. Salah satunya saya sewaktu SMU dulu,banjir selama 3 hari (tapi perumahan saya gak kebanjiran sih,hehehe) membuat aktifitas sekolah jadi lumpuh. banyak yg siswa atau guru yg gak masuk sekolah. Bahkan ada yg nekat berangkat sekolah, di jalan bus yg ditumpanginya malah mogok kerendam banjir!terpaksa deh ikut ngedorong itu bus hehehe.

well,kayaknya masalah ini gak bakalan mudah diselesain ya,bagaimana dengan pengalaman anda dengan banjir di jakarta,share juga dong! :D